Selasa, 24 April 2012

Permata Pyrus

Di film itu, Surya Saputra memiliki seorang putri yang bersekolah di sekolah inklusi. Putrinya autis. Setiap hari putrinya perlu ditangani seorang terapis.
Dari film itu, saya mulai punya gambaran seperti apa anak autis. Saya kemudian menjadi sangat penasaran, bagaimana rasanya berinteraksi dengan anak autis?
Sebuah tawaran dari teman langsung saya tanggapi dengan berapi-api saat ia bilang ada sebuah sekolah khusus yang membutuhkan guru. Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Namun saya urungkan niat karena sekolah itu mensyaratkan pengajar berkerudung panjang untuk 'menaikkan' kerudungnya. Hal yang tak dapat saya lakukan. Di sekolah tempat saya mengajar sekaranglah, saya justru tak menyangka akan bertemu anak-anak istimewa itu. Saya terbelalak sekaligus terkagum-kagum setelah mengenal mereka beberapa waktu ini. Fairuz Arkan adalah salah satunya.
Fairuz, adalah anak luar biasa dalam pengetahuan sosial budaya dunia. Dia senang dengan semua hal yang berkaitan dengan India: sejarah, tempat wisata, dan bahasanya. Fairuz juga mampu menulis kata-kata menggunakan alfabet asing: India tentunya, Rusia (alfabet Sirilik), Thailand, Korea, Jepang, dan beberapa bahasa lainnya. Menggambarkan tempat-tempat bersejarah di dunia dan orang-orang dalam busana berbagai negara juga merupakan hal sering Fairuz lakukan. Tanyakan padanya tentang sejarah Indonesia atau tempat-tempat bersejarah di dunia, Fairuz sangat mungkin bisa menjawabnya. Malu berargumen? Hal itu tak dikenalnya. Itulah Fairuz. Semua yang ada padanya tampak normal. Hanya kebiasaannya menyendiri, mengulang-ulang tagline berbagai iklan, menari-nari saat pelajaran atau saat jam olahraga, membuat saya tahu bahwa ia memang 'special'.
Pernah suatu ketika Fairuz menunjukkan sebuah gambar karnyanya hasil editan di corelDraw. Gambar putri bergaun merah muda lengkap dengan mahkota cantik di atas kepalanya dengan latar pegunungan. Yaaa, 11-12 lah dengan lukisan Monalisa-nya Leonardo daVinci. Saya cuma bisa cekikikan saat melihat hasil crop foto yang menempel di wajah si putri, wajah saya.
Menjelang pembagian raport semester lalu, anak-anak di sekolah berinisiatif untuk membuat pementasan untuk orangtua mereka. Ada yang bersiap dengan jimbe, drama, dan braingame. Fairuz yang tidak tergabung di kelompok manapun, membuat monolog. Monolog yang akan dibacakan di hadapan orangtua. Tokoh utamanya ada dua, Fairuz dan kak Fuji alias saya.
"Aku mau ajak kak Fuji ke Anatolia (Turki).", tuturnya sambil tersenyum menunjukkan monolognya yang belum selesai. Saya baca monolog itu baris demi baris, sempat tersipu saya dibuatnya.
Fairuz, seperti halnya anak-anak autis lain, sangat jujur menyatakan apa yang mereka pikirkan dari semua hal yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Fairuz juga pernah marah ketika temannya melempar bola ke arahnya. Ketika itu matanya sedang sakit, jadi bertambah sakit saat sebuah bola melenting tak sempurna setelah menumbuk wajahnya.
"Kalian semua brengsek! Awas kalian! Aku benci sama kalian!", teriaknya sambil menangis. Ia tak peduli lapangan olahraga yang ramai dan anak-anak SD yang menatapanya.
Walalupun usianya sudah belasan dan tanda-tanda masa pubertas tampak jelas sedang berlangsung padanya, Fairuz adalah pembaca setia majalah Bobo. Majalah yang memang 'aman' untuk anak sepertinya.
"Saya penasaran, gimana Ibunya Fairuz mendidik Fairuz sampai bisa jadi seperti ini. Kooperatif saat belajar, pengetahuan yang luas dibandingkan teman-teman sekelasnya, dan antusiasme yang tinggi terhadap hal-hal baru.", cerita saya pada teman-teman guru suatu ketika. Ya, karena Fairuz yang seperti ini pastilah buah didikan Ibu yang luar biasa. Inilah ia, batu permata tak biasa yang berwarna hijau kebiruan--Pyrus, Fairuz.

oleh : Kak Fuji Pratiwi, S.Si. (Guru Biologi-Kimia)

Rabu, 18 April 2012

Testimoni Orang Tua Murid-Ibu Lisa


Meminjam ungkapan “Alhamdulillah ya.. Sesuatu..”, maka kalimat singkat yang dipopulerkan oleh artis terkenal ini sangat mewakili keistimewaan yang melekat pada sistem pendidikan di Yayasan Semut Beriring, di berbagai jenjang baik play group, TK, SD dan SMP.

Sengaja kami menggunakan istilah “sistem pendidikan”, karena itulah yang berlangsung sehari-hari di Semut-Semut.  Setiap siswa mempunyai peluang yang sama besar untuk membuka cakrawala pengetahuan yang begitu luas –nyaris tanpa batas- ; setiap siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan multidimensi, dimana dua hal ini sulit didapatkan pada sekolah-sekolah lainnya. 

Bukan sebuah kebetulan bahwa Bima –anak kami- diberi “rejeki” untuk dididik dalam suasana belajar yang menyenangkan sejak TK hingga SMP.  Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat, tapi  tidak terlintas sedikit pun wajah terpaksa ketika berangkat sekolah, tidak terbebani dengan tugas-tugas (PR) bertumpuk –yang bukan mencerdaskan, tapi cenderung menyempitkan daya nalar-, sangat antusias ketika mendapat kesempatan mengunjungi tempat-tempat baru yang memperkaya pengalamannya sebagai manusia sejati, metode learning by doing membuat materi pelajaran melekat erat tanpa membuat pusing kepala.

Hal lain yang “khas” dari sekolah ini yaitu penamaan kelas berdasarkan tema, mengambil nama tokoh pahlawan nasional, tokoh pewayangan, kerajaan besar di nusantara, istilah latin tumbuh-tumbuhan.. Jadi lengkaplah bahwa peserta didik tidak sekedar angka-angka kosong tanpa makna.

Ada satu lagi yang kami menyebutnya “semutis sekali”, yaitu tradisi berkemah yang dilakukan pada akhir tahun ajaran.  Kegiatan ini menambah daftar panjang media yang sekolah gunakan untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan sifat mandiri  peserta didik.

Jajaran pendidik di sekolah ini tidak saja berlatar belakang lulusan-lulusan dari universitas ternama di negeri ini, mereka trampil berkomunikasi dengan positif terhadap peserta didik maupun para orang tuanya, juga mereka mempunyai kecintaan pada dunia pendidikan.  Dengan demikian, kendala-kendala yang dihadapi peserta didik dalam proses belajar bisa tersampaikan ke orang tua dengan baik dan bisa dicarikan solusinya bersama-sama.   ………… Bunda Bima

Testimoni Orang Tua Murid- Ibu Venny



Ibu Venni ,  Bunda Cenna :
Usia remaja bukan hal yang mudah untuk dilalui, perlu wadah yang tepat dan mengerti bagaimana dunia remaja sepatutnya dipahami. Sehingga kehadiran SMP INS sangat berarti bagi kehidupan remaja seorang Cenna. Satu kalimat yang pernah terucapkan oleh Cenna adalah 1 hari di SMP INS bagaikan seminggu di sekolahnya terdahulu…Begitu bersemangatnya setiap hari datang ke sekolah…selayaknya rumah kedua… Setiap hari penuh dengan tantangan demi tantangan…Semua mata pelajaran dihayati dengan aplikasi langsung di lapangan, penuh dengan penelitian, studi kasus, bahkan tertuang kedalam karya tulis yang orisinil hasil buah pemikiran khas seorang remaja… Kondisi yang begitu kondusif inipun ditunjang oleh para guru yang menempatkan diri bukan hanya sebagai seorang pengajar, namun dapat memahami perasaan para remaja yang penuh rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga para guru begitu akrabnya dengan siswa layaknya sahabat yang siap mendampingi hari-hari mereka…
Cenna pun tumbuh menjadi seorang remaja yang mendapatkan banyak kesempatan dalam berbagai kegiatan, mengekspresikan diri dalam wujud nyata dan siap menghadapi persaingan yang penuh tantangan di dunia nyata..Pembelajaran emosi dan spiritual yang berimbang pun didapatkan untuk kesiapan mental para remaja… Setiap permasalahan yang terjadi pun dipahami dan diselesaikan dengan kepuasan hati berbagai pihak sehingga menjadi pembelajaran yang berharga.
Saya bersyukur, Cenna diberikan tempat yang tepat untuk menggali potensi dirinya di SMP INS dan dibimbing oleh para guru dan pimpinan sekolah yang membimbing dengan hati nurani, sehingga saya yakin, dengan semua pengalaman di SMP INS, Cenna pun siap untuk melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya. Terimakasih atas semua perhatian dan kasih sayangnya…


Testimoni Orang Tua- Ibu Sita Ashri



My first son entered 7th grade of INS last year without me being with him. I thought everything was fine until one day I got an sms from bu Arfi telling me she needed to speak to me. I found out later on my son had been enormously responsive to anything that unpleased him. Whenever I spoke to him on the phone, he always assured me he was fine. I returned to Jakarta in early June 2011 and purposely met the principle, ibu Elvi also two great teachers, k Miko and k Adit.
From them, I knew how my son had been testing their patience. In another words, my son had bullied teachers as well as classmates. However ibu Elvi often told me that my son had great potential in study and leadership. She and k Miko as well as k Adit always conviced my son that he could have better attitude.
In the beginning of 8th grade, my son was appointed as Head OSIS. He has changed rapidly into becoming a much better person, both in attitude and study. Despite my son’s opinion that he did not like bu Elvi (when he was in 7th grade), he missed bu Elvi so much during her pregnancy’s leave. K Miko was my son’s JEDI, k Miko always stood by his side whenever he was in his worst emotional condition. Now with k Oka, ms.Fifi, k Dita and k Fuji cheered up INS, my son has changed into a more responsible person.
Bu Arfi was my best friend, she knew my son since he was 5 years old thus she was always aware when something went wrong with him and she always made everything clear though often it was not something pleasant.  
A person will change if he wants to change but environment make him to decide whether he has to change. Thank you INS team for making my son become a better person.

Best Regards,
Sita Ashri -  Bunda Abang Xavier


12 Profil Lulusan INS

  1. Taqwa pada Allah SWT
  2. Berperilaku dan berkehidupan yang sesuai nilai-nilai ajaran Islam dan memiliki pekerti yang luhur
  3. Mempunyai kemampuan untuk mengenali bakat diri " Know Who I am, and What I Want"
  4. Tumbuh seimbang sesuai minat
  5. Memiliki rasa imgim yahu (curiousity) yang tinggi
  6. Mampu menunjukkan pemahaman yang positif, mampu berkomunikasi dengan baik, sikap santun, dan inspiratif
  7. Mampu berkomunitas dan bersosialisasi dalam lingkungan yang majemuk'
  8. Mampu menulis dan menyusun rencana penelitian sains, karya ilmiah dan pengembangan potensi diri sesuai minat
  9. Menyenangi, menghargai dan mampu membuat karya-karya sastra dan seni yang bercita rasa dengan nilai-nilai yang universal dan memiliki estetika yang baik
  10. Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing (minimal Bahasa Inggris)
  11. memiliki wawasan masa depan global dan cita-cita sesuai minat
  12. Memiliki wawasan kebangsaan, wawasan kepedulian lingkungan dan budaya

Profil INS

  1. Sekolah dilangsungkan berdasarkan ajaran dan landasan Islam
  2. Menjunjung tinggi 4 Pilar Kebangsaan : Pancasila, UUD '45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika
  3. Mengedepankan pemerdekaan pendidikan melalui pemahaman perbedaan karakter dan gaya belajar siswa
  4. Mengakomodasi dan menggali minat melalui cara pandang kecerdasan majemuk
  5. Sekolah menuju inklusi, yang meyakini the best school is the best process, not best input
  6. Mengupayakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
  7. Menghadirkan sekolah sebagai rumah kedua
  8. Mewujudkan kesempatan siswa dalam merancang masa depan

Tahun Ajaran 2012 / 2013, Kami Hadir Dengan Wajah Baru

Kami hadir dengan wajah baru di tahun ajaran depan

The Indonesia Natural School- Junior High (SMP)
Learning Style Analysis & Interest Curiosity Based Learning

Lokasi Sekolah :
Jl. Raya Komplek Industri RTM Kelapa Dua- Depok
Telp. 021 844-69815, 262-70807, 0812-906-5115
smp-ins.blogspot.com